Kondisi terkini anak-anak di Gaza merupakan buah dari masa depan yang dirusak oleh Genosida. Kondisi anak-anak kerap menjadi sorotan dunia. Sebab, lebih parah dari krisis kemanusiaan yang pernah terjadi di mana pun, kondisi anak-anak di Gaza sungguh jauh dari kata baik.Di tengah gempuran serangan udara dan blokade yang kian meluas, anak-anak dibuat bingung untuk terus bertahan tanpa adanya bantuan yang jelas. Seakan tak mendapatkan titik terang dari krisis yang ada, anak-anak dipaksa untuk bertahan dengan apa yang tersisa.
Tangis dari mereka yang kehilangan sosok orang tua bergantian dengan tangis menahan sakit dan takut yang tak kunjung hilang. Bagaimana rasanya hidup pada bayang-bayang ancaman setiap harinya? Apakah fakta itu tak kunjung membuat dunia membuka mata dan hadir untuk turut menghentikan serangan demi menegakkan keadilan yang Palestina butuhkan?
Kondisi Terkini Anak-Anak di Gaza: Ribuan Korban Jiwa Akibat Konflik dan Krisis Kemanusiaan
Laporan dari lembaga internasional dan badan PBB mencatat bahwa kondisi terkini anak-anak di Gaza memiliki angka kematian yang tinggi. Hingga Mei 2025, tercatat lebih dari 14 ribu anak yang meninggal dunia, bahkan banyak di antaranya yang masih bayi. Sebagian besar dari mereka merupakan korban dari hancurnya infrastruktur akibat serangan bom. Bangunan yang runtuh menimbun banyak korban, tak memberi kesempatan kepada mereka untuk sekedar berjuang dan bertahan.
Selain akibat langsung dari kekerasan bersenjata, kematian anak-anak juga banyak disebabkan oleh krisis kesehatan yang memburuk. Minimnya fasilitas medis, air bersih, dan pangan membuat keadaan semakin parah. Sementara itu, bagi bayi dan anak-anak yang butuh untuk ditangani berujung tak mendapatkan perawatan yang diperlukan karena hanya tersisa beberapa rumah sakit yang tersisa.
Pemandangan miris memenuhi lorong-lorong rumah sakit. Para bayi dan anak-anak ditangani di lantai dingin. Dengan kelengkapan medis seadanya, banyak dari mereka yang akhirnya tak bisa diselamatkan tanpa sempat diberikan penanganan seperti sebagaimana mestinya.
Kondisi Terkini Anak-Anak di Gaza: Ribuan Anak Menjadi Yatim Piatu dan Hanya Memiliki Masa Depan yang Tak Pasti
Tak hanya kehilangan tempat tinggal dan keluarga, anak-anak juga kehilangan kesempatan untuk melanjutkan hidup dan meniti masa depan. Jumlah peningkatan anak yatim piatu meningkat secara signifikan, yakni lebih dari 17.000. Sungguh menyedihkan membayangkan mereka menangis dan ketakutan di balik tenda pengungsian tipis tanpa adanya sosok pelindung yang mereka butuhkan.
Tak hanya itu, perlindungan hukum dan dukungan penuh yang menjadi prioritas global juga perlu untuk diupayakan untuk mereka.
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
-
Mendesak Gencatan Senjata Permanen
Hal ini sudah pernah diberlakukan pada Januari hingga Maret 2025. Namun, rupanya itu tak membuat Palestina bebas dari serangan. Sebab, Israel tetap melanggar kesepakatan yang ada dengan terus menyerang Gaza Utara, Gaza Barat, dan banyak wilayah lainnya. Dengan memberlakukan gencatan senjata yang bersifat permanen, warga sipil akan mendapatkan keamanan yang selama ini mereka inginkan. Setidaknya, mereka bisa menjalankan keseharian dengan jaminan keamanan dan tak perlu terus berpindah-pindah kamp pengungsian dalam waktu yang berdekatan.
-
Memastikan Bantuan Kemanusiaan Tersebar ke Seluruh Wilayah yang Membutuhkan
Banyak bantuan—air dan pangan yang sulit untuk menjangkau seluruh warga sipil. Alhasil, banyak dari anak-anak yang kelaparan dan kehausan setiap hari. Jika kondisi terus memburuk, mereka terpaksa makan dengan dedaunan dan rumput lalu dilengkapi dengan air keruh yang diambil dari sumber kotor hanya untuk bisa memenuhi asupan harian.
-
Menjamin Akses Kesehatan
Tak sedikit bayi dan anak-anak kehilangan sebagian tubuhnya dan menjadi disabilitas permanen sebagai buah dari serangan yang ada. Hal ini juga tak luput dari ancaman komplikasi dan infeksi apabila kelengkapan medis tak memadai.
Gambaran Buram Masa Depan yang Tak Pasti
Kondisi terkini anak-anak di Gaza bukan sekedar data statistik, melainkan cerminan dari gagalnya dunia dalam pemenuhan hak serta pemberian perlindungan di tengah konflik bersenjata.
